Manusia diciptakan hakikatnya adalah sebagai
Abdullah dan khalifatullah di muka bumi ini, yang itu artinya bahwa setiap dari
kita wajib untuk menyampaikan akan indahnya Islam, menjadi penerus Rasulullah
dalam berdakwah, menyeru kepada kebaikan dan mencegah dari yang munkar (QS
Ali-Imron :110). Ada juga pepatah yang mengatakan “Hidup Sekali, Berarti, Lalu
Mati”. Kata berarti disini menegaskan bahwa kita harus bisa menjadi manusia
yang bermanfaat bagi manusia lainnya, memberikan arti dan berbagi.
كَلِمَتَانِ خَفِيفَتَانِ عَلَى اللِّسَانِ ، ثَقِيلَتَانِ فِى الْمِيزَانِ ، حَبِيبَتَانِ إِلَى الرَّحْمَنِ سُبْحَانَ اللَّهِ وَبِحَمْدِهِ ، سُبْحَانَ اللَّهِ الْعَظِيمِ
Diwarung, Indomar*** sambil dia nunggu kasir
menghitung, “Mas mau gak saya kasih amalan”? Masak mau nolak kasirnya ? lawong
dia sering nawarin pulsa sama kita, kita tawarin ganti dia sama amalan :p. ia
bacakan hadist tadi “Kalimatani khofifatani
'alal lisan tsaqilatani fil mizan,habibatani ilar Rahman
subhanallah wa bihamdihi, subhanallahil'adhim.
Dua kalimat yang ringan diucapkan dilisan, berat ditimbangan amal, dicintai Allah Ar Rahman. (kalimat itu adalah) subhanallah wa bihamdihi,subhanallahil 'adhim”.
Kita bisa bayangkan orang itu akan ditutup dengan amal
perbuatan dia. Maka jangan takut untuk menyampaikan, kalua kita akan dikatakan
“sok alim”, wajar ! Karena Luqman pernah berkata “Wahai anakku, dirikanlah
shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang ma`ruf dan cegahlah (mereka)
dari perbuatan yang munkar dan sabarlah terhadap apa yang menimpamu”. (Luqman:
17). Karena orang yang beramar ma’ruf nahi munkar harus bersabar, karena
mungkin banyak dibenci, dijauhi, bahkan dikatakan sok alim.
Banyak yang menginginkan untuk menjadi manusia yang
bermanfaat, mengajak orang-orang kejalan yang benar. Tapi sering kali hal itu
dianggap susah, berat, seringkali di pandang sok alim,sok suci, bahkan
sampai dihindari kalau ketemu. Itulah goda setan yang tega, yang akhirnya
membuat kita enggan untuk berbuat, menjadi manusia bermanfaat yang mengajak
kepada kebaikan.
Seorang muslim apabila sudah mulai menyampaikan agama Allah,
kita bisa memberikan manfaat orang lain itu tidak harus ceramah. Kita tidak
punya ilmu tapi punnya uang, dating ke percetakan, nyetak doa-doa sehari hari
lalu dibagikan, sedekah. Dsb.
Ada sebuah kisah, seorang yang awam
hadir dsebuah kajian. Dimana dalam kajian tersebut ada satu hal menarik yang
disampaikan oleh ustadz yang membuat orang ini penasaran. Yaitu tentang sebuah
hadist :
كَلِمَتَانِ خَفِيفَتَانِ عَلَى اللِّسَانِ ، ثَقِيلَتَانِ فِى الْمِيزَانِ ، حَبِيبَتَانِ إِلَى الرَّحْمَنِ سُبْحَانَ اللَّهِ وَبِحَمْدِهِ ، سُبْحَانَ اللَّهِ الْعَظِيمِ
Dari
Abu Hurairah radhiyallahu ’anhu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Ada dua buah kalimat yang ringan di lisan namun
berat di dalam timbangan, dan keduanya dicintai oleh ar-Rahman, yaitu
‘Subhanallahi wabihamdihi, subhanallahil ‘azhim’.” (HR. Bukhari
[7573] dan Muslim [2694])
Ni orang lagi dengerin kajian , “MasyaAllah bagus banget
nih”, datang ke ustadnya lalu minta dituliskan sama ustadznya. Sampai
rumah dia hafalkan, sampai hafal. Setiap ia ketemu orang, “Mas mau saya
kasih amalan?”, siapa yang gak mau dikasih amalan ? Lalu ia bacakan hadist
tadi, dan berpesan “tolong sampeyan amalkan ya mas”
Dua kalimat yang ringan diucapkan dilisan, berat ditimbangan amal, dicintai Allah Ar Rahman. (kalimat itu adalah) subhanallah wa bihamdihi,subhanallahil 'adhim”.
Pokoknya dimana dia berada,
dia selalu menyampaikan itu karena ilmunya Cuma satu, hanya itu yang dia punya.
Sama seperti antum, kalua punya ilmu satu sampaikan satu saja, jangan lima,
nanti rusak agama ini :D
Lalu suatu hari dia pingsan
dan dibawa ke rumah sakit. Ketika ia didorong menuju ke ruang UGD, tau-tau
dalam kondisi ia didorong itu ia melihat, ada dokter… “Yaa thobib, Qalla
Rasulullah SAW, Kalimatani khofifatani 'alal lisan…”. Dia mengatakannya pada
dokter hadist tadi. Setelah selesai membaca dia akhirnya meninggal dunia.
Pokoknya seperti apalah kita
bisa memberikan manfaat. Yang di kampus, di kampung, di rumah sakit, di
kepolisian dimanapun kita berada kita harus bisa memberi manfaat. Ketika
seorang dokter, kalau dia dating kerumah sakit menjenguk pasien, biasanya yang
ditanya kepada pasiennya selalu “sudah minum obat apa belum”?, diganti
nih sekarang “sudah sholat apa belum ?”. Nih dokter apa ustadz ya? mungkin
begitu pasiennya bertanya-tanya. :D. Tapi memang biasanya pasien lebih percaya
sama dokter daripada sama ustadz, nurut kalau yang bilang dokter, langsung
sigap, apalagi kalau dokternya ngomong “Bapak kalau gak sholat saya gak bisa
ngobatin” :D, Langsung deh “siap dok” ! Mungkin pertama si pasien akan terpaksa
melakukannya, tapi terus saja si doketr edukasi bahwa dia tidak bisa
menyembuhkan, hanya Allah yang bisa menyembuhkan engkau. Maka berikan manfaat
sesuai dengan kemampuan kita.
Tidaklah sulit untuk
menjadi orang bermanfaat, kata Ustadz AA Gym dimulai dengan 3M "Mulai dari
yang terkecil, Mulai dari diri sendiri, Mulai dari saat ini" .Gak perlu
jadi ustadz dulu, gak perlu galau dan berfikiran “ane belum pantas nih”.gak
usah takut dibilang sok alim, sok suci. Apa yang kau tahu sampaikanlah,
walaupun hanya satu ayat, jangan sampai kebaikan hanya berhenti pada dirimu.
Kalau belum hafal, tulis gak masalah. Syukur-syukur digandakan menjadi stiker,
poster. Mari bermuhasabah dan jangan pernah lelah, tetap istiqomah untuk
berdakwah. Dan sebaik-baik manusia adalah
orang yang paling bermanfaat bagi manusia.” (HR. Thabrani dan Daruquthni)
*WIJANG PRASANGKO WIBOWO, Ditulis dalam sebuah penantian :')
*WIJANG PRASANGKO WIBOWO, Ditulis dalam sebuah penantian :')