Pernahkah kau merasa bahwa terkadang kaki ini berat melangkah ke
masjid untuk sholat berjamaah? Namun ketika mendaki gunung, bertamasya,
bersekolah, bahkan bekerja yang jaraknya mungkin berpuluh-puluh kilo, Dengan
ringan mampu dilangkahkan kaki ini.
"KALAU KAKIMU BERAT KAU LANGKAHKAN KE MASJID, BERAT BAGINYA UNTUK MEMBAWAMU KE SURGA"
sejatinya perjalanan kita
ke masjid adalah perjalanan untuk menjumpai Rabbmu. Itulah perjalanan yg
diajarkan oleh Nabimu, serta perjalanan yang akan membedakanmu dengan orang2 yg
lupa akan Rabbnya. Maka lakukanlah walau engkau harus merangkak dalam gelap
shubuh demi mengenal Rabbmu..
Pernahkah engkau merasa bahwa terkadang tidak sempat ada waktu untuk pergi ke
Masjid untuk sholat berjamaah? apalagi jika pada saat dikejar deadline tugas
dosen killer, ngebut belajar di malam ujian, Futsal, Hangout.
Seringkah kita bergumam, "Ah entar aja deh, nanggung nih tugas belum
kelar..", "Halah baru juga adzan, sambil Nunggu iqomah lanjutin tugas
dulu", yang pada akhirnya kelupaan. "Aduh baru aja adzan ashar,
kenapa udah adzan maghrib sih", "Sholat dirumah ajalah, toh yang
penting sudah melaksanakan kewajiban, beres", "Nanti aja, kita
lanjutin ngobrolnya, kan waktu sholat isya sampe subuh"...Dan gumam-gumam
yang lain yang sebenarnya sangat menyepelekan kewajiban sholat.
Sebagian ummat Islam masih membiasakan diri mengerjakan sholat
lima waktu di rumah atau di kantor tempat ia bekerja. Sangat sedikit yang
membiasakan sholat lima waktunya berjamaah di masjid atau musholla di mana azan
dikumandangkan. Bahkan ada sebagian saudara muslim yang membiasakan dirinya
sholat seorang diri alias tidak berjama’ah. Padahal terdapat sekian banyak
pesan dari Nabi Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam yang menganjurkan ummat
Islam (terutama kaum pria) sholat berjama’ah di masjid tempat di mana azan dikumandangkan.
"Ibn Mas’ud
radhiyallahu ’anhu berkata: “Barangsiapa ingin bertemu Allah esok hari sebagai
seorang muslim, maka ia harus menjaga benar-benar sholat pada waktunya ketika
terdengar suara adzan. Maka sesungguhnya Allah subhaanahu wa ta’aala telah mensyari’atkan
(mengajarkan) kepada Nabi shollallahu ’alaih wa sallam beberapa SUNANUL-HUDA
(perilaku berdasarkan hidayah/petunjuk) dan menjaga sholat itu termasuk dari
SUNANUL-HUDA. Andaikan kamu sholat di rumah sebagaimana kebiasaan orang yang
tidak suka berjama’ah berarti kamu meninggalkan sunnah Nabimu Muhammad
shollallahu ’alaih wa sallam. Dan bila kamu meninggalkan sunnah Nabimu Muhammad
shollallahu ’alaih wa sallam pasti kamu tersesat. Maka tidak ada seseorang yang
bersuci dan dia sempurnakan wudhunya kemudian ia berjalan ke masjid di antara
masjid-masjid ini kecuali Allah subhaanahu wa ta’aala mencatat bagi setiap
langkah yang diangkatnya menjadi kebaikan yang mengangkat derajatnya dan bagi
setiap langkah yang diturunkannya menjadi penghapus kesalahannya. Dan sungguh
dahulu pada masa Nabi Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam tiada seorang
tertinggal dari sholat berjama’ah kecuali orang-orang munafiq yang terang
kemunafiqannya. Sungguh adakalanya seseorang itu dihantar ke masjid didukung
oleh dua orang kanan kirinya untuk ditegakkan di barisan saf.” (HR Muslim
3/387).
Hadist
diatas sebenarnya bisa menjadi sebuah "Tamparan Keras" bagi kita,
khusunya para ikhwan yang mengaku sebagai laki-laki muslim. Apalagi yang sudah menaklukan puluhan gunung, kuat futsal berjam-jam, Jogging berpuluh-puluh kilo, dsb. Karena banyak
sekali pelajaran yang bisa diambil dari hadist tersebut yang berhubungan dengan
pentingnya shalat berjamaah, Diantaranya adalah...
1. Menjaga sholat termasuk
kategori aktifitas SUNANUL-HUDA (perilaku atau kebiasaan berdasarkan pertunjuk
Ilahi). Barangsiapa memelihara pelaksanaan kewajiban sholat lima waktu setiap
harinya berarti ia menjalani hidupnya berdasarkan petunjuk dan bimbingan Allah
subhaanahu wa ta’aala.
2. Sholat di rumah identik
dengan meninggalkan sunnah Nabi Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam. Padahal
tindakan meninggalkan sunnah Nabi Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam
merupakan gambaran raibnya cinta seseorang kepada Nabinya Muhammad shollallahu
’alaih wa sallam. Sebaliknya, bukti cinta seseorang akan Nabi Muhammad
shollallahu ’alaih wa sallam adalah kesungguhannya untuk melaksanakan berbagai
sunnah beliau, Nabi Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam.
3. Ibnu Mas’ud
radhiyallahu ’anhu menggambarkan bahwa pada zaman Nabi Muhammad shollallahu
’alaih wa sallam masih hidup di tengah para sahabat radhiyallahu ’anhum jika
ada yang tertinggal dari sholat berjamaah maka ia dipandang identik dengan
orang munafiq sejati.
Dan masih banyak kebaikan-kebaikan yang dapat diambil dari sholat
berjamaah. Mulai dari dilipatkannya pahala, langkah kaki kanannya ke masjid di
hitung sebagai pahala, dan langkah kaki kirinya dihitung sebagai penghapus
dosa. Lalu apa lagi yang membuat kita malas melangkahkan kaki ke masjid ?
Tugas, sekolah, futsal atau kegiatan apapun itu walaupun kegiatan yang positif
sekalipun, namun bagaimanapun sholat adalah kewajiban yang utama yang pantang
untuk ditinggalkan terlebih sholat berjamaah. Jangan sampai antum menyepelekan
sholat berjamaah, terlalu cukup dengan sekedar sholat dirumah yang penting
kewajiban gugur. Kecuali memang ada udzur seperti sakit dan hujan lebat disertai angin. janganlah sampai antum mendapat gelar sebagai orang munafik
seperti hadist yang diutarakan diatas. Menurut saya lelaki sejati adalah dia
yang senantiasa menjaga sholat berjamaahnya. Real Men Go To Masjid....
"KALAU KAKIMU BERAT KAU LANGKAHKAN KE MASJID, BERAT BAGINYA UNTUK MEMBAWAMU KE SURGA"
Baarakallahufikuum
*Wijang Prasangko Wibowo
Pundong, 9 Juli 2015.
Ditulis selepas subuh,sebagai curahan hati dan masih dalam kesendirian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar