Sabtu, 31 Maret 2018

Chapter 2 of 9 : "Tentang Cinta"


Pernikahan kita bukanlah melulu soal cinta.
Bukankah kita memutuskan perkara ini saat cinta belum bersemi di hati kita?

Mungkin saja..
akan datang suatu masa di dalam pernikahan kita,
kita kehilangan ide untuk membangkitkan rasa cinta kita,
kita kehabisan cara untuk merawat cinta kita,
kita lupa bagaimana meluluhkan hati pasangan kita,
maka mudah-mudahan saat itu masih ada rasa malu, rasa tanggungjawab,  dan komitmen yang kuat untul mengokohkan fondasinya kembali.

Menurut ustadz Cahyadi Takariawan, sedikitnya ada tiga level perasaan ada manusia.
1. Level satu : ketertarikan hati
2. Level dua : kecenderungan hati
3. Level tiga : ketergantungan hati

Ustadz Cahyadi berpesan agar memutuskan untuk menikah saat kondisi perasaan masih di level satu atau dua.  Karena bila sudah di level tiga,  maka seseorang sudah tidak bisa lagi menerima masukan dan saran.
Juga masih copas ppt nya Ustadz Cah pada acara Semarak Dakwah dan Ukkuwah-nya FORMMIT Taiwan di National Taiwan University,  bahwa terdapat lima tahap kehidupan pernikahan menurut teori Dawn J. Lipyhrott

1. Tahap pertama (Romantic Love)  : "Darling,  I love you Full. "
Kondisi ini terjadi saat awal masa pernikahan.  Ustadz Cah berpesan agar menikmati tahap pertama ini seoptimal mungkin agar pasangan bisa mendapatkan kebahagiaan dalam waktu yang panjang.

2. Tahap kedua ( Dissappointment and Distress)  : "Kok ternyata begitu? "
Pada tahap ini,  setiap pasangan mulai melihat cela pada pasangannya. Tahap ini sebaiknya dilalui secepat mungkin.

3. Tahap ketiga (Knowledge and Awareness) : "Oh kamu seperti itu ya? "
Pada tahap ini suami istri mulai mengenal dan memahami karakter pasangannya. Hendaknya setiap pasangan bersungguh-sungguh dalam memahami dan menerima pasangan.

4. Tahap keempat (Transformation) : " aku semakin membutuhkanmu. "
Pada tahap ini,  suami istri akan berusaha membahagiakan hati pasangannya dan mulai membuktikan bahwa dirinya adalah sahabat yang tepat bagi pasangannya.

5. Tahap kelima (Real Love)  : "Aku mencintaimu seperti apapun dirimu. "
Istilah 'rahmah' tepat untuk menggambarkan situasi hubungan suami istri pada tahap ini.  Suami istri seakan sudah menyatu dalam kedalaman Cinta sejati.

Tapi lambat laun,  cinta mungkin saja memudar.  Dalam bukunya Ustadz Salim,  hal ini possible terjadi.
Apalagi kalau bicara komunikasi, dalam buku Baarakallah,  Ustadz Salim berpesan pada para istri untuk memperbaiki komunikasi mereka supaya menghindari ngambek apalagi sakit hati.  Contohnya seperti berikut:

"Mau nggak bawain belanjaan?"
Lebih baik daripada
"Belanjaannya masih di motor lho! "

"Minggu besok kita pergi yuk! "
Lebih baik daripada
"Sudah lama lho kita nggak jalan-jalan. "

Masih dalam tema yang sama, saya mau kutip dari cuplikan dialog Lin Cheng Hsin kepada Hsu Tai Yu dalam drama Taiwan “Our Times”,

我跟你说哦
Let me tell you

女生啊是很难珿漠地
Girls are so difficult to be understood.

我们说 没关系
When we say nothing’s wrong,

就是有关系
It means something’s wrong.

我们说 没事
When we say it’s ok,

就是有事
It means it’s not ok.

我们说 我很胖
When we say I’m fat,

那就伐表她希望 你对她说
It means we hope you can tell us,

她一点都不胖
“You are not fat at all”
semoga bahasa mandarin n englishnya gak ngawur,  hehe

"Suami layaknya layang-layang yang berkewajiban terbang tinggi dan menghadapi kencangnya angin.
Namun seorang istri adalah benang yang membuat layang-layang tak akan lepas kendali meskipun ia terbang tinggi. " (Andre Raditya)

Terakhir, saya mau kutip pesan dari senior kami, Vita Krisnadewi,
"Namanya ketemu dua orang dari latar belakang, lingkungan, budaya, kebiasaan yang berbeda, tentu butuh adaptasi. Itulah gunanya faktor agama menjadi alasan utama. Kalau agamanya baik maka adaptasi gak akan lama, belajar cepat, dan kembali ke niat awal menikah. "

Baiklah sekian rangkuman dari chapter dua.  Saya bukan penulis, hanya copas sana sini dan menyusunnya sesuai dengan tema-tema yang disukai. Mohon maaf jika ada salah kata, caption, apalagi picture yang gak nyambung.

Terima kasih sudah mampir. Semoga ada ilmu yang bisa diamalkan supaya saya kecipratan pahalanya. Sampai jumpa di rangkuman chapter berikutnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar