Kamis, 31 Desember 2015

MENJADI MANUSIA YANG BERMANFAAT

                      Manusia diciptakan hakikatnya adalah sebagai Abdullah dan khalifatullah di muka bumi ini, yang itu artinya bahwa setiap dari kita wajib untuk menyampaikan akan indahnya Islam, menjadi penerus Rasulullah dalam berdakwah, menyeru kepada kebaikan dan mencegah dari yang munkar (QS Ali-Imron :110). Ada juga pepatah yang mengatakan “Hidup Sekali, Berarti, Lalu Mati”. Kata berarti disini menegaskan bahwa kita harus bisa menjadi manusia yang bermanfaat bagi manusia lainnya, memberikan arti dan berbagi.
           
Banyak yang menginginkan untuk menjadi manusia yang bermanfaat, mengajak orang-orang kejalan yang benar. Tapi sering kali hal itu dianggap susah, berat, seringkali di pandang  sok alim,sok suci, bahkan sampai dihindari kalau ketemu. Itulah goda setan yang tega, yang akhirnya membuat kita enggan untuk berbuat, menjadi manusia bermanfaat yang mengajak kepada kebaikan.
           
Seorang muslim apabila sudah mulai menyampaikan agama Allah, kita bisa memberikan manfaat orang lain itu tidak harus ceramah. Kita tidak punya ilmu tapi punnya uang, dating ke percetakan, nyetak doa-doa sehari hari lalu dibagikan, sedekah. Dsb.
           
             Ada sebuah kisah, seorang yang awam hadir dsebuah kajian. Dimana dalam kajian tersebut ada satu hal menarik yang disampaikan oleh ustadz yang membuat orang ini penasaran. Yaitu tentang sebuah hadist :

كَلِمَتَانِ خَفِيفَتَانِ عَلَى اللِّسَانِ ، ثَقِيلَتَانِ فِى الْمِيزَانِ ، حَبِيبَتَانِ إِلَى الرَّحْمَنِ سُبْحَانَ اللَّهِ وَبِحَمْدِهِ ، سُبْحَانَ اللَّهِ الْعَظِيمِ


Dari Abu Hurairah radhiyallahu ’anhu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Ada dua buah kalimat yang ringan di lisan namun berat di dalam timbangan, dan keduanya dicintai oleh ar-Rahman, yaitu ‘Subhanallahi wabihamdihi, subhanallahil ‘azhim’.” (HR. Bukhari [7573] dan Muslim [2694])


Ni orang lagi dengerin kajian , “MasyaAllah bagus banget nih”, datang ke ustadnya lalu minta dituliskan sama ustadznya. Sampai  rumah dia hafalkan, sampai hafal. Setiap ia ketemu orang, “Mas mau saya kasih amalan?”, siapa yang gak mau dikasih amalan ? Lalu ia bacakan hadist tadi, dan berpesan “tolong sampeyan amalkan ya mas”

Diwarung, Indomar*** sambil dia nunggu kasir menghitung, “Mas mau gak saya kasih amalan”? Masak mau nolak kasirnya ? lawong dia sering nawarin pulsa sama kita, kita tawarin ganti dia sama amalan :p. ia bacakan hadist tadi “Kalimatani khofifatani 'alal lisan tsaqilatani fil mizan,habibatani ilar Rahman subhanallah wa bihamdihi, subhanallahil'adhim.
Dua kalimat yang ringan diucapkan dilisan, berat ditimbangan amal, dicintai Allah Ar Rahman. (kalimat itu adalah) subhanallah wa bihamdihi,subhanallahil 'adhim”.
           
Pokoknya dimana dia berada, dia selalu menyampaikan itu karena ilmunya Cuma satu, hanya itu yang dia punya. Sama seperti antum, kalua punya ilmu satu sampaikan satu saja, jangan lima, nanti rusak agama ini :D

Lalu suatu hari dia pingsan dan dibawa ke rumah sakit. Ketika ia didorong menuju ke ruang UGD, tau-tau dalam kondisi ia didorong itu ia melihat, ada dokter… “Yaa thobib, Qalla Rasulullah SAW, Kalimatani khofifatani 'alal lisan…”. Dia mengatakannya pada dokter hadist tadi. Setelah selesai membaca dia akhirnya meninggal dunia.
Kita bisa bayangkan orang itu akan ditutup dengan amal perbuatan dia. Maka jangan takut untuk menyampaikan, kalua kita akan dikatakan “sok alim”, wajar ! Karena Luqman pernah berkata “Wahai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang ma`ruf dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang munkar dan sabarlah terhadap apa yang menimpamu”. (Luqman: 17). Karena orang yang beramar ma’ruf nahi munkar harus bersabar, karena mungkin banyak dibenci, dijauhi, bahkan dikatakan sok alim.

Pokoknya seperti apalah kita bisa memberikan manfaat. Yang di kampus, di kampung, di rumah sakit, di kepolisian dimanapun kita berada kita harus bisa memberi manfaat. Ketika seorang dokter, kalau dia dating kerumah sakit menjenguk pasien, biasanya yang ditanya kepada pasiennya selalu  “sudah minum obat apa belum”?, diganti nih sekarang “sudah sholat apa belum ?”. Nih dokter apa ustadz ya? mungkin begitu pasiennya bertanya-tanya. :D. Tapi memang biasanya pasien lebih percaya sama dokter daripada sama ustadz, nurut kalau yang bilang dokter, langsung sigap, apalagi kalau dokternya ngomong “Bapak kalau gak sholat saya gak bisa ngobatin” :D, Langsung deh “siap dok” ! Mungkin pertama si pasien akan terpaksa melakukannya, tapi terus saja si doketr edukasi bahwa dia tidak bisa menyembuhkan, hanya Allah yang bisa menyembuhkan engkau. Maka berikan manfaat sesuai dengan kemampuan kita.


Tidaklah sulit untuk menjadi orang bermanfaat, kata Ustadz AA Gym dimulai dengan 3M "Mulai dari yang terkecil, Mulai dari diri sendiri, Mulai dari saat ini" .Gak perlu jadi ustadz dulu, gak perlu galau dan berfikiran “ane belum pantas nih”.gak usah takut dibilang sok alim, sok suci. Apa yang kau tahu sampaikanlah, walaupun hanya satu ayat, jangan sampai kebaikan hanya berhenti pada dirimu. Kalau belum hafal, tulis gak masalah. Syukur-syukur digandakan menjadi stiker, poster.  Mari bermuhasabah dan jangan pernah lelah, tetap istiqomah untuk berdakwah. Dan sebaik-baik manusia adalah orang yang paling bermanfaat bagi manusia.” (HR. Thabrani dan Daruquthni)


*WIJANG PRASANGKO WIBOWO, Ditulis dalam sebuah penantian :')

Senin, 30 November 2015

La Tahzan : Jangan bersedih, selalu ada jalan untuk keluar

Masalah itu jika menyempit, maka tabiatnya ia menjadi meluas. Jika tali ditarik keras-keras, ia akan terputus. Jika malam semakin gelap, pertanda akan muncul fajar. Itulah sunnah kehidupan yang sudah dan terus berlaku. Itulah hikmah yang pasti terjadi. Maka, relakanlah jiwamu untuk meridhoi kondisinya. Karena, setelah kehausan pasti akan ada air. Setelah musim semi akan datang musim penghujan.

Mungkin saja betapa banyak kesedihan yang engkau keluhkan. Tapi permudahlah urusanmu. Lapangkanlah pikiranmu. Tidakkah engkau membaca firman Allah SWT "Alam nasyrah laka sadrak...." (Bukankah kami lapangkan dadamu). Tidakkah engkau berbahagia karena di dunia ini masih terhampar banyak harapan. Di dunia ini masih banyak kemudahan.

Wahai yang berkeluh tentang banyak urusan. Lalu menjalani hidup serasa dalam kurungan. Sementara air matanya terus mengalir karena sedih. Sesungguhnya dalam pakaian Yusuf AS terdapat obat yang menyembuhkan kebutaan dua mata Ya'kub AS. Sesungguhnya dalam air dingin yang diguyur kesekujur tubuh, adalah kesembuhan bagi penyakit yang di derita Ayyub AS.

Untuk rasa sakit, ada kesembuhan. Untuk penyakit, ada obat. Untuk haus, ada air. Untuk kesulitan, ada kelapangan. Dalam kesempitan, ada kebahagiaan. Dalam gelap, pasti akan ada cahaya terang. Api yang menghimpit Ibrahim Al Khalil, bisa menjadi mudah dan dingin. Lautan di hadapan Musa AS bisa terbelah dan digunakan untuk berjalan. Yunus Bin Matta AS, akhirnya keluar dari tiga gulita, karena kasih sayang Allah Al Jaliil (Yang Maha Mulia ). Rasulullah Al Mukhtar ( yang Terpilih ) pernah berada di dalam gua, dikelilingi oleh para kuffar. Hingga berkata Abu Bakar Ash Shiddiq ra, " Sesungguhnya orang-orang kafir hanya berjarak beberapa jengkal. Kami khawatir bila terjadi kehancuran. " Berkata Rasul sang pemilik keyakinan dengan penuh ketegasan, " Sesungguhnya Allah bersama kita. Dia mendengarkan kita. Dia melindungi kita. Sebagaimana Dia telah menghimpun kita.

Katakanlah kepada orang yang tenggelam dalam putus asa dan telah terjatuh. Kepada orang yang telah patah arang dan terpuruk. Kepada orang yang ternodai pemahamannya dalam masalah takdir. Bekerjalah dan beramalah, sesungguhnya Allah SWT justru menurunkan hujan setelah manusia putus asa terhadap hujan.

Adalah Bilal pernah terkapar di atas tanah tandus, tapi dialah yang kemudian menaiki Ka'bah Baitullah untuk mengumandangkan seruan adzan. Dialah yang memperdengarkan bumi dengan suara langit. Adalah Yusuf AS pernah lama terpenjara di balik jeruji besi. Tapi kemudian ia bisa menjadi seorang Raja Mesir setelah Al Aziz. Adalah Umar Bin Khattab ra seorang penggembala kambing di Mekkah. Lalu dialah orang yang bisa menebarkan keadilan dalam masa kekuasaannya. Lalu namanya terpahat di baju besi. Lalu dia yang memotong tali pelanggaran. Lalu dia yang suaranya menggelegar menghentak penguasa tiran.

Allah SWT pasti akan menciptakan kemudahan setelah kesulitan. Tidakkah engkau tahu, sesungguhnya pasti ada keadaan lain yang Allah berikan setelah kesulitan? Allah SWT yang mematahkan tali pengikat orang-orang yang terpenjara di jeruji para penguasa otoriter. Allah SWT yang akan menghapus air mata anak-anak yatim. Apakah engkau pernah melihat orang faqir yang selamanya tidak mempunyai uang dan tidak bisa memenuhi kebutuhannya? Apakah engkau mendapati seorang tahanan selamanya berada di dalam penjara yang gelap? Tidak ada bencana yang terus menerus terjadi. Karena di sana ada Allah SWT Yang Maha Sendiri dan satu-satunya Tempat meminta.

Siapapun yang melazimkan istighfar, maka Allah SWT akan menjadikan jalan keluar dari setiap kesulitannya. Allah SWT yang akan memberinya jalan penyelesaian terhadap setiap kegundahannya. Laa Haula Wa Laa Quwwata Illa Billah, tidak ada daya dan upaya kecuali Allah SWT. Dengan kalimat itu, segala beban mampu terpikul, semua kengerian bisa terlewati, seluruh keadaan bisa lebih baik, lebih melapangkan pikiran dan menambahkan rasa ridho kepada Allah.

Beritakanlah kegembiraan kepada malam, dengan datangnya waktu subuh yang menyapu gelap dari puncak gunung-gunung. Beritakanlah kegembiraan kepada musim semi dengan turunnya limpahan air hujan hingga air itu masuk ke sela-sela pasir. Beritakanlah kegembiraan kepada orang faqir dengan harta yang bisa mengusir kematian.

Ketahuilah, di setiap kesulitan itu ada jeda. Di setiap kebutuhan itu ada pertolongan. Sesungguhnya Allah SWT menghilangkan bencana dengan ketulusan do'a dan kebersihan harapan. Ketahuilah, himpitan dan kesulitan itu menghilangkan kesombongan dan terus menerus mendorong kepada dzikir, syukur dan kewaspadaan berpikir. Maka tenangkanlah hatimu jika kegalauan menerpamu. Lapangkanlah dadamu jika kesulitan menyerangmu. Jangan putus asa terhadap apa yang telah terjadi dan telah hancur. Ketahuilah, karena tidak ada sesuatu yang abadi selama alam semesta ini berputar.


Semoga kesulitan menjadi lebih ringan bagimu, dan musibah bisa memberikan kebaikan untukmu. Jika hidupmu telah terhimpit dan tak ada lagi alasan yang bisa engkau angkat. Kembalilah kepada Allah SWT. Ketahuilah bahwa kesulitan tak pernah berlangsung terus menerus. Allah SWT pasti memandangmu dengan pandangan kasih dan sayang. Karena dunia ini tidak berada dalam satu keadaan. Karena dunia ini berwarna-warni dan beragam bentuknya. Tidak ada kengerian yang tak pernah selesai. Belenggu akan terbuka dan ikatan akan terlepas. Bersabarlah, berdo'alah dan nantikanlah jalan keluar dari Allah SWT. Ketahuilah, sesungguhnya kesulitan itu akan mampu membuka kejernihan telinga dan mata, serta menajamkan pikiran. Kesulitan bisa memberi hikmah dan pelajaran. Kesulitan mengajarkan kemampuan untuk memikul beban dan bertahan. Kesulitan menghapuskan dosa. Kesulitan memperbanyak pahala.

Maka, mintalah perlindungan dan pertolongan Allah SWT. Setiap musibah itu mempunyai tujuan. Berapa kali kita merasa takut, lalu kita berdo'a dan meminta kepada Allah SWT. Kemudian Allah SWT menyelamatkan dan melindungi kita. Berapa kali kita di lilit lapar, lalu Allah memberi makan dan minum untuk kita. Berapa kali kita diterpa kebimbangan dan keresahan, lalu Allah memberikan kebahagiaan dan kesenangan. Berapa kali kita terjerat dan kita hampir terjatuh dalam kehancuran. Kemudian Allah SWT memberikan jalan untuk bangkit dan berjalan.

Ketahuilah, engkau berhubungan dengan Yang Maha Lembut terhadap hamba-Nya. Yang Terkenal dengan Pemberiannya. Yang Maha Meberi untuk kebahagiaan hamba-Nya.Yang Maha Kuasa atas segala keinginan-Nya.


*Dinukil dari Buku "La Tahzan" karya Dr. Aidh Al-Qarny
*Piyugan, Selasa pagi masih ditulis dalam kesendirian.

Rabu, 11 November 2015

Hikmah Gempa Bumi : Tak hanya sekedar bencana Alam, Tapi juga sebuah peringatan dariNya !

Suatu kali di Madinah terjadi gempa bumi. Rasulullah SAW lalu meletakkan kedua tangannya di atas tanah dan berkata, "Tenanglah … belum datang saatnya bagimu.'' Lalu, Nabi SAW menoleh ke arah para sahabat dan berkata, "Sesungguhnya Rabb kalian menegur kalian … maka jawablah (buatlah Allah ridha kepada kalian)!"

Sepertinya, Umar bin Khattab RA mengingat kejadian itu. Ketika terjadi gempa pada masa kekhalifahannya, ia berkata kepada penduduk Madinah, "Wahai Manusia, apa ini? Alangkah cepatnya apa yang kalian kerjakan (dari maksiat kepada Allah)? Andai kata gempa ini kembali terjadi, aku tak akan bersama kalian lagi!"

Seorang dengan ketajaman mata bashirah seperti Umar bin Khattab bisa, merasakan bahwa kemaksiatan yang dilakukan oleh para penduduk Madinah, sepeninggal Rasulullah dan Abu Bakar As-Shiddiq telah mengundang bencana.

Umar pun mengingatkan kaum Muslimin agar menjauhi maksiat dan segera kembali kepada Allah. Ia bahkan mengancam akan meninggalkan mereka jika terjadi gempa kembali. Sesungguhnya bencana merupakan ayat-ayat Allah untuk menunjukkan kuasa-Nya, jika manusia tak lagi mau peduli terhadap ayat-ayat Allah.

Imam Ibnul Qoyyim dalam kitab Al-Jawab Al-Kafy mengungkapkan, "Dan terkadang Allah menggetarkan bumi dengan guncangan yang dahsyat, menimbulkan rasa takut, khusyuk, rasa ingin kembali dan tunduk kepada Allah, serta meninggalkan kemaksiatan dan penyesalan atas kekeliruan manusia. Di kalangan Salaf, jika terjadi gempa bumi mereka berkata, 'Sesungguhnya Tuhan sedang menegur kalian'.''

Khalifah Umar bin Abdul Aziz juga tak tinggal diam saat terjadi gempa bumi pada masa kepemimpinannya. Ia segera mengirim surat kepada seluruh wali negeri, Amma ba'du, sesungguhnya gempa ini adalah teguran Allah kepada hamba-hamba-Nya, dan saya telah memerintahkan kepada seluruh negeri untuk keluar pada hari tertentu, maka barangsiapa yang memiliki harta hendaklah bersedekah dengannya."

"Allah berfirman, 'Sungguh beruntunglah orang yang membersihkan diri (dengan tobat ataupun zakat). Lalu, dia mengingat nama Tuhannya, lalu ia sembahyang." (QS Al-A'laa [87]:14-15).  Lalu katakanlah apa yang diucapkan Adam AS (saat terusir dari surga), 'Ya Rabb kami, sesungguhnya kami menzalimi diri kami dan jika Engkau tak jua ampuni dan menyayangi kami, niscaya kami menjadi orang-orang yang merugi."

"Dan katakan (pula) apa yang dikatakan Nuh AS, 'Jika Engkau tak mengampuniku dan merahmatiku, aku sungguh orang yang merugi'. Dan katakanlah doa Yunus AS, 'La ilaha illa anta, Subhanaka, Tiada Tuhan selain Engkau, Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang zalim'."

Jika saja kedua Umar  ada bersama kita, mereka tentu akan marah dan menegur dengan keras, karena rentetan "teguran" Allah itu tidak kita hiraukan bahkan cenderung diabaikan. Maka, sebelum Allah menegur kita lebih keras,  inilah saatnya kita menjawab teguran-Nya. Labbaika Ya Allah, kami kembali kepada-Mu. Wallahu a'lam.

Senin, 24 Agustus 2015

Mengeja Inspirasi : Belajar darinya, Abdullah bin Ummi Maktum

Bismillahirrahmanirrahim.
Semoga menginspirasi

Antara Dia dan Kita

Lelaki renta itu,
dengan kehalusan hatinya ingin ber-Islam
menjadi sebab turunnya ayat.
‘Abasa watawalla',
Rasul pun ditegur Allah karenanya.
seorang miskin lagi buta,
bukan berarti tak lebih utama dari para pemuka negara

Lelaki renta itu,
pernah minta keringanan
untuk tidak ikut sholat berjamaah di masjid
karena dia buta
karena dia sebatang kara
karena masjid jauh sekali dari rumahnya
tapi tanya Rasul, “Apakah engkau masih mendengar adzan?”
saat dijawabnya masih, maka kata Rasul, “Kalau begitu, berangkatlah”

lalu, tunduk patuh ia pada perintah
sekali pun tak pernah ia sanggah
tiap sholat lima waktu sholat berjamaah

meski fajar masih pekat
dan jarak masjid tak dekat,
ia meraba-raba  dalam gelap
hingga suatu saat, kakinya tersandung bongkahan batu
badannya terjerembab jatuh,
mukanya tersungkur di runcingnya batu
berdarah-darah…

setelahnya,
selalu datang seorang lelaki
menuntunnya dengan ramah
pergi dan pulang sholat berjamaah
setiap hari, setiap lima waktu

hingga suatu saat
lelaki tua ingin sekali tahu
siapa gerangan lelaki penolongnya itu
karena ingin ia doakan
atas kebajikannya selama ini

tapi kata lelaki muda
“Jangan sekali-kali kau doakan aku
dan jangan sekali-kali kau ingin tahu namaku
karena aku adalah iblis”

sontak lelaki renta itu terkejut,
“Bagaimana mungkin engkau menuntunku ke masjid,
sedangkan dirimu menghalangi manusia untuk mengerjakan sholat?”

Iblis menjawab,
“Ingatkah dulu saat kau hendak sholat subuh berjamaah,
kau tersandung batu, lalu bongkahannya melukai wajahmu?
Pada saat itu aku mendengar ucapan Malaikat,
bahwa Allah telah mengampuni setengah dosamu.
Aku takut kalau engkau tersandung lagi,
lalu Allah menghapuskan setengah dosamu yang lain.
Maka aku selalu menuntunmu ke masjid
dan mengantarkanmu pulang.”

Lalu, saat tubuh itu merenta
makin menua dimakan usia
datang seruan perang Qaddisiyah

Sang khalifah Umar mengumpulkan segenap lelaki
dari seluruh penjuru negri
terselip ia, berbaris bersama
ingin sekali ikut berperang di medan laga
demi cita-cita mulia

Khalifah Umar melarangnya
bagaimana seorang buta lagi renta, akan ikut berperang?
bagaimana jika dia langsung celaka terkena tombak?
atau justru mencelakai temannya karena tak mampu mengenali sesiapa?

Tapi, lelaki tua itu bersikukuh,
“Tempatkan aku di  antara dua pasukan yang berperang
Aku akan membawa panji kemenangan
Aku akan memegangnya erat-erat untuk kalian.
Aku buta, karena itu aku pasti tak akan lari”
Khalifah, tak lagi mampu menghalangi

Lalu semuanya, berangkatlah
lekaki tua itu ingin menepati janjinya
dengan baju besi yang dikenakannya
dan bendera besar yang dibawanya
dia berjanji akan mengibarkannya senantiasa,
atau mati terkapar di sampingnya

lewat pertempuran Qaddisiyah
Persia yang congak pun kalah
tapi kemengangan itu tak murah
dibayar dengan nyawa ratusan syuhada
terselip di antara mereka
jenazah lelaki tua
terkapar berlumuran darah
sambil memeluk erat sebuah bendera
sungguh, dia telah menepati janjinya

wahai lelaki mulia,
sesak dadaku membaca kisah hidupmu
menyungai sudut mataku mengenangmu
engkau buta, sebatangkara dan renta
tapi itu tak membuatmu pasrah dan diam
meski udzur telah membolehkanmu.
untuk tak kemana-mana, di rumah saja

Lalu, bagaimana dengan diriku ini?
aku masih muda,
aku bukan fuqara
aku tak buta
jua tak sebatangkara
tapi kenapa,
sering sekali ada alasan mendera
untuk tak bersegera?

Lelaki sepertimu,
dengan segala keterbatasan
terus mencari-cari alasan
agar mampu mengambil peran

sedang aku, kita
dengan segala kemudahan
sering mencari-cari alasan
agar boleh tak ikut berperan

Lalu, dengan apa
akan kita buktikan
bahwa kita ini Islam?

~Belajar darinya, Abdullah bin Ummi  Maktum

Minggu, 12 Juli 2015

Satu Pohon Sejuta Pahala

 Manusia memang tidak pernah lepas dari dosa. Ada yang langsung bertaubat ketika berbuat dosa, namun tidak sedikit pula mereka yang lupa untuk memohon maaf sehingga dosa-dosa nya semakin menumpuk. Padahal banyak Jalan-jalan kebaikan yang ditawarkan Allah sebagai penebus dosa yang sejatinya itu sangat simple, mudah dilakukan oleh siapa saja, bahkan memberikan manfaat yang begitu luar biasa bagi lingkungan dan berefek jangka panjang sebagai tabungan amal sedekah.
“… Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baikitu menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk…”. (Hud : 114)
Sesuatu yang simple itu adalah menanam pohon. Salah satu dari banyaknya jalan-jalan kebaikan yang disebutkan dalam Kitab Riyadhus Shalihin, BAB 13 karangan Imam An-Nawawi  yang diriwayatkan oleh Muslim :
“Tidaklah seorang muslim menanam tanaman, kecuali apa yang dimakan dari tanaman tersebut merupakan shadaqahnya (orang yang menanam). Dan apa yang dicuri dari tananman tersebut merupakan shadaqahnya. Dan apa yang dimakan oleh binatang buas dari tanaman tersebut merupakan shadaqahnya. Dan apa yang dimakan oleh seekor burung dari tanaman tersebut merupakan shadaqahnya. Dan tidaklah dikurangi atau diambil oleh seseorang dari tanaman tersebut kecuali merupakan shadaqahnya”. (HR Muslim no 1552)
            MasyaAllah. Hadist tersebut sekaligus menegaskan bahwa agama ini juga sangat peduli dengan perbaikan lingkungan. Ditengah kondisi dunia yang memang saat ini sedang krisis dalam masalah lingkungan yang rusak akibat ulah manusia, parahnya bahkan pelakunya mayoritas kaum muslim sendiri. Yang pada akhirnya menyebabkan bencana alam, kerusakan ekosistem dan lain sebagainya.
            Hikmah yang bisa kita ambil dari hadist diatas adalah, bahwa beramal itu sangat mudah. Bahkan hanya dengan menanam sebuah pohon akan diganjar Allah dengan pahala sedekah. Yang dengan pahala sedekah itu manfaatnya sungguh luar biasa bagi sang penanam. Sedekah mampu menghapuskan dosa seperti air memadamkan api  (HR Tirmidzi). Disamping itu ketika komponen dari pohon tersebut bermanfaat bagi makhluk lain seperti  buahnya, rantingnya, daunnya maka Allah akan membalas dengan pahala sedekah.  Dan lebih dahsyatnya lagi kita semua tahu bahwa pohon-pohon adalah sumber penghasil oksigen, dimana oksigen adalah kebutuhan utama manusia dan dihirup oleh banyak manusia, Berapa lipat pahala yang akan kita dapatkan ? Bahkan ketika pohon itu ditebang atau dicuri, lalu kayunya dibikin meja-meja, kursi-kursi untuk belajar, mengaji. Berapa lipat pahala yang akan kita dapatkan? Tak usah dibayangkan, Yang penting mari segera beraksi :) . Tentunya semua harus dilandasi rasa keikhlasan, dan hanya mengharapkan RidhoNya dalam usaha menanam pohon tersebut .
Tidak terbayangkan begitu Maha PemurahNya Allah, begitu banyak jalan-jalan kebaikan yang mudah untuk dilakukan yang berdampak positif yang besar baik itu dalam urusan duniawi maupun akhirat. Namun sebagian besar Manusia adalah makhluk yang suka meremehkan dan menyepelekan hal-hal kecil, malas beramal namun ingin hasil yang lebih. Mari senantiasa untuk terus belajar, memahami dan beramal.
Baarakallahufikum

*Piyungan 13 Juli 2015

Wijang Prasangko Wibowo

Rabu, 08 Juli 2015

Memprioritaskan Sholat Berjamaah, Salah satu Identitas Laki-Laki Sejati.

       Pernahkah kau merasa bahwa terkadang kaki ini berat melangkah ke masjid untuk sholat berjamaah? Namun ketika mendaki gunung, bertamasya, bersekolah, bahkan bekerja yang jaraknya mungkin berpuluh-puluh kilo, Dengan ringan mampu dilangkahkan kaki ini. 
       
      Pernahkah engkau merasa bahwa terkadang tidak sempat ada waktu untuk pergi ke Masjid untuk sholat berjamaah? apalagi jika pada saat dikejar deadline tugas dosen killer, ngebut belajar di malam ujian, Futsal, Hangout.
        
       Seringkah kita bergumam, "Ah entar aja deh, nanggung nih tugas belum kelar..", "Halah baru juga adzan, sambil Nunggu iqomah lanjutin tugas dulu", yang pada akhirnya kelupaan. "Aduh baru aja adzan ashar, kenapa udah adzan maghrib sih", "Sholat dirumah ajalah, toh yang penting sudah melaksanakan kewajiban, beres", "Nanti aja, kita lanjutin ngobrolnya, kan waktu sholat isya sampe subuh"...Dan gumam-gumam yang lain yang sebenarnya sangat menyepelekan kewajiban sholat. 
          
         Sebagian ummat Islam masih membiasakan diri mengerjakan sholat lima waktu di rumah atau di kantor tempat ia bekerja. Sangat sedikit yang membiasakan sholat lima waktunya berjamaah di masjid atau musholla di mana azan dikumandangkan. Bahkan ada sebagian saudara muslim yang membiasakan dirinya sholat seorang diri alias tidak berjama’ah. Padahal terdapat sekian banyak pesan dari Nabi Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam yang menganjurkan ummat Islam (terutama kaum pria) sholat berjama’ah di masjid tempat di mana azan dikumandangkan.

"Ibn Mas’ud radhiyallahu ’anhu berkata: “Barangsiapa ingin bertemu Allah esok hari sebagai seorang muslim, maka ia harus menjaga benar-benar sholat pada waktunya ketika terdengar suara adzan. Maka sesungguhnya Allah subhaanahu wa ta’aala telah mensyari’atkan (mengajarkan) kepada Nabi shollallahu ’alaih wa sallam beberapa SUNANUL-HUDA (perilaku berdasarkan hidayah/petunjuk) dan menjaga sholat itu termasuk dari SUNANUL-HUDA. Andaikan kamu sholat di rumah sebagaimana kebiasaan orang yang tidak suka berjama’ah berarti kamu meninggalkan sunnah Nabimu Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam. Dan bila kamu meninggalkan sunnah Nabimu Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam pasti kamu tersesat. Maka tidak ada seseorang yang bersuci dan dia sempurnakan wudhunya kemudian ia berjalan ke masjid di antara masjid-masjid ini kecuali Allah subhaanahu wa ta’aala mencatat bagi setiap langkah yang diangkatnya menjadi kebaikan yang mengangkat derajatnya dan bagi setiap langkah yang diturunkannya menjadi penghapus kesalahannya. Dan sungguh dahulu pada masa Nabi Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam tiada seorang tertinggal dari sholat berjama’ah kecuali orang-orang munafiq yang terang kemunafiqannya. Sungguh adakalanya seseorang itu dihantar ke masjid didukung oleh dua orang kanan kirinya untuk ditegakkan di barisan saf.” (HR Muslim 3/387).


       Hadist diatas sebenarnya bisa menjadi sebuah "Tamparan Keras" bagi kita, khusunya para ikhwan yang mengaku sebagai laki-laki muslim. Apalagi yang sudah menaklukan puluhan gunung, kuat futsal berjam-jam, Jogging berpuluh-puluh kilo, dsb. Karena banyak sekali pelajaran yang bisa diambil dari hadist tersebut yang berhubungan dengan pentingnya shalat berjamaah,  Diantaranya adalah...

1. Menjaga sholat termasuk kategori aktifitas SUNANUL-HUDA (perilaku atau kebiasaan berdasarkan pertunjuk Ilahi). Barangsiapa memelihara pelaksanaan kewajiban sholat lima waktu setiap harinya berarti ia menjalani hidupnya berdasarkan petunjuk dan bimbingan Allah subhaanahu wa ta’aala.

2. Sholat di rumah identik dengan meninggalkan sunnah Nabi Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam. Padahal tindakan meninggalkan sunnah Nabi Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam merupakan gambaran raibnya cinta seseorang kepada Nabinya Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam. Sebaliknya, bukti cinta seseorang akan Nabi Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam adalah kesungguhannya untuk melaksanakan berbagai sunnah beliau, Nabi Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam.


3. Ibnu Mas’ud radhiyallahu ’anhu menggambarkan bahwa pada zaman Nabi Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam masih hidup di tengah para sahabat radhiyallahu ’anhum jika ada yang tertinggal dari sholat berjamaah maka ia dipandang identik dengan orang munafiq sejati.

       Dan masih banyak kebaikan-kebaikan yang dapat diambil dari sholat berjamaah. Mulai dari dilipatkannya pahala, langkah kaki kanannya ke masjid di hitung sebagai pahala, dan langkah kaki kirinya dihitung sebagai penghapus dosa. Lalu apa lagi yang membuat kita malas melangkahkan kaki ke masjid ? Tugas, sekolah, futsal atau kegiatan apapun itu walaupun kegiatan yang positif sekalipun, namun bagaimanapun sholat adalah kewajiban yang utama yang pantang untuk ditinggalkan terlebih sholat berjamaah. Jangan sampai antum menyepelekan sholat berjamaah, terlalu cukup dengan sekedar sholat dirumah yang penting kewajiban gugur. Kecuali memang ada udzur seperti sakit dan hujan lebat disertai angin. janganlah sampai antum mendapat gelar sebagai orang munafik seperti hadist yang diutarakan diatas. Menurut saya lelaki sejati adalah dia yang senantiasa menjaga sholat berjamaahnya. Real Men Go To Masjid....

 "KALAU KAKIMU BERAT KAU LANGKAHKAN KE MASJID, BERAT BAGINYA UNTUK MEMBAWAMU KE SURGA"
sejatinya perjalanan kita ke masjid adalah perjalanan untuk menjumpai Rabbmu. Itulah perjalanan yg diajarkan oleh Nabimu, serta perjalanan yang akan membedakanmu dengan orang2 yg lupa akan Rabbnya. Maka lakukanlah walau engkau harus merangkak dalam gelap shubuh demi mengenal Rabbmu..
Baarakallahufikuum




*Wijang Prasangko Wibowo
Pundong, 9 Juli 2015. 
Ditulis selepas subuh,sebagai curahan hati dan masih dalam kesendirian.

Minggu, 11 Januari 2015

Review buku : Islam Liberal 101


Judul: Islam Liberal 101
Penulis: Akmal Sjafril
Penyunting: Ian Hamzah
Penerbit: Afnan Publishing
Cetakan ketujuh : 2013

Kategori : Pemikiran Islam
ISBN : 978-602-17748-2-3



"Itulah Islam liberal... Tak perlu bekal agama terlalu tinggi untuk melihat kontradiksi-kontradiksi dalam pemikirannya. Tak mesti nyantri, tak harus jadi aktivis, tak perlu ikut banyak kajian. Orang-orang awam, selama ia jujur dengan hatinya sendiri,insya Allah akan dapat mendeteksi kesalahan pemikiran yang mereka bawa." (hal. iv)


MENCARI KURIKULUM UNTUK INDONESIA ( Esai )



Kurikulum adalah perangkat yang sangat penting dari sebuah pendidikan. Kurikulum sendiri memiliki fungsi sebagai pedoman atau acuan. Bagi guru, kurikulum itu berfungsi sebagai pedoman dalam melaksanakan proses pembelajaran. Bagi sekolah atau pengawas, berfungsi sebagai pedoman dalam melaksanakan supervisi atau pengawasan. Bagi orang tua, kurikulurn itu berfungsi sebagai pedoman dalam membimbing anaknya belajar di rumah. Bagi masyarakat, kurikulum itu berfungsi sebagai pedoman untuk memberikan bantuan bagi terselenggaranya proses pendidikan di sekolah.

Sabtu, 10 Januari 2015

PAI UMY - Guruku Pak Wijang







Judul video : Guruku Pak Wijang ( metode-metode dalam pembelajaran bahasa arab)
Guru : Wijang Prasangko
Murid : Deki, Yusuf, Afif
Editor : Yusuf ziyahul haq
Kameraman : Andri Okta

Silahkan klik disini untuk melihat videonya :)


Video ini adalah tugas dari mata kuliah IT PAI Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Dalam video ini ditampilkan beberapa metode dan strategi pembelajaran dalam mengajarkan bahasa arab bab iman kepada malaikat Allah. Pak guru wijang menggunakan metode menyanyi, menempelkan kertas, drama serta konsultasi di rumah bagi siswa yang belum jelas ketika pelajaran di kelas. Hal ini bertujuan agar siswa tidak merasa bosan ketika belajar bahasa arab, metode privat dirumah juga bisa menjadi sarana penyambung silaturrahmi antara guru dan peserta didik. Dalam metode ini siswa dituntut untuk lebih aktif dalam pelajaran. selain itu guru juga harus kreatif dan inovatif agar mampu mengelola kelas dengan baik.
Semoga bermanfaat :)