Minggu, 31 Juli 2016

Untukmu Para Pencari Rizki

Mungkin kau tak tahu dimana rizkimu, tapi rizkimu tau dimana engkau. Dari langit, laut, gunnung dan lembah. Rabb memerintahkannya menujumu, Allah berjanji menjamin rizkimu.

Maka jikalau kita melalaikan ketaatan kepadaNya demi mengkhawatirkan apa yang sudah dijaminNya, maka itu adalah kekeliruan berganda.

Tugas kita bukan menghawatirkan rizki atau bermuluk cita memiliki. Melainkan menyiapkan jawaban, darimana ? dan untuk apa atas setiap karuniaNya ?

Betapa banyak orang bercita mengenggam dunia, dia alpa bahwa hakikat rizki bukanlah yang tertulis dalam angka. Tapi apa yang dinikmatinya. Betapa banyak orang bekerja membanting tulangnya, memeras keringatnya demi angka simpanan gaji yang mungkin esok pagi ditinggalkannya

Amatlah keliru jika bekerja dimaknai pasrah kepada usaha kita. Bekerja itu bagian dari ikhtiar, tawakkal tetap kepada Allah. Sedangkan rizki itu urusanNya. 

Kita bekerja untuk bersyukur menegakkan taat dan berbagi manfaat. Tapi rizki tak selalu terletak di pekerjaan kita, Allah taruh sekehendakNya.

Bukankah hajar berlari tujuh kali bolak balik dari safa ke marwa, tapi zam-zam justru terbit di kaki ismail, anaknya.

Ikhtiar itu laku perbuatan, rizki itu kejutan. Ia kejutan untuk disyukuri bagi hamba yang bertakwa, datang dari arah tak terduga.

Tugas kita hanya menempuh jalan halal, Allah lah yang melimpahkan bekal. Sekali lagi yang terpenting di tiap kali kita meminta dan Allah memberi karunia, jaga sikap saat menjemputnya. Betapa banyak yang merasa memiliki manisnya dunia, namun lupa bahwa semua harta hak pakai yang halalnya akan dihisab dan haramnya akan di adzab.

Maka marilah kita senantiasa meminta petujuk kepada Allah, menysukuri setiap nikmat rezeki yang diberikanNya. Karena hanya dengan nikmatNya lah maka kebaikan menjadi paripurna.


   Piyungan, 31 Juli 2016

~Wijang Prasongko Wibowo

Tidak ada komentar:

Posting Komentar