Minggu, 07 Agustus 2016

Menunggu..

MENUNGGU...
@wijangprasangko

Pagi itu kukayuh sepeda, selepas subuh sebelum fajar menyapa.
Perlahan mulai terkayuh pedal menggerakkan roda. Menyusuri jalan-jalan tanpa tau mau kemana, yang penting jalan dulu saja. 

Sisa hujan semalam masih begitu terasa, udara dingin nan sejuk mendekap raga, tetesan embun pagi pada dedaunan menyejukkan mata, orang-orang mulai berhamburan menjemput rizkinya.

Pagi itu memang tak seperti biasanya, ada sesuatu yang menggerakkan jiwa, yang mulai resah entah mengapa. Hanya bisa meraba-raba sepanjang perjalanan itu, mungkinkah aku merindukanmu ?
Entah siapa itu, apakah kamu ? memang konsep jodoh itu kadang membuatku lucu, belum tau siapa dia tapi sudah bikin rindu. Ah, sudahlah bilang saja aku belum mampu meminangmu.

Aku menyandarkan sepedaku di sebuah bukit tanpa batu. Melihat hamparan bumi yang dipayungi langit biru. Sambil bergumam hati ini, maukah kamu menunggu, sampai lidah ku tak lagi kaku, sampai kemantapan melenyapkan segala ragu ? Sesekali aku mencoba menguatkan hatiku, Allah pasti bertanggung jawab atas segala rindu dan suatu saat akan menyatukan aku dan kamu ketika waktu sudah tepat dan tak ada lagi ragu.

Maka mari kita saling menunggu, tanpa perlu berketuk pintu.

Aku menunggu. Kamu menunggu. Meski terkadang menunggu tak se-inci pun menyeret kita untuk bertemu di titik rindu. Tapi ah, adakah yang lebih indah dan syahdu dari dua jiwa yang saling menunggu? Yang tak saling menyapa, tapi diam-diam mengucap nama dalam doa?

Minggu, di pagi buta.
wijangprasongko~


Tidak ada komentar:

Posting Komentar